Masyarakat saat ini, kian melupakan hakikat alami berjalan kaki. Secara keseluruhan untuk transportasi, masyarakat lebih memilih untuk menggunakan kendaraan pribadi. Padahal, manfaat yang bisa kita dapatkan dengan berjalan kaki sangatlah banyak, antara lain: sehat, hemat dan sangat ramah lingkungan. Sebagian masyarakat kian menyadari pedestrian sebagai gaya hidup masyarakat urban, hal ini didukung dengan pembangunan jalur-jalur pedestrian sebagai ruang publik oleh pemerintah kota. Beberapa hal yang mendorong kota-kota besar di Indonesia membangun jalur pedestrian, diantaranya:
Pertama, memberikan lebih banyak ruang publik bagi warga masyarakat. Selain berfungsi sebagai sarana rekreasi jalur pedestrian yang dilengkapi dengan taman kota juga berfungsi sebagai sarana edukasi dan sosialisasi antar warga kota.
Kedua, mengurangi kemacetan kota. Hal ini masih menjadi permasalahan di kota-kota besar Indonesia. Masyarakat lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi sebagai sarana transportasi, ketidakmampuan pemerintah memberikan sarana transportasi yang efektif dan efisien membuat transportasi public tidak begitu diminati.
Ketiga, mampu menghidupkan kembali fungsi perdagangan dan jasa di tepi jalan raya kota. Hal ini tentu harus diimbangi dengan peraturan yang tegas, supaya tata kota yang bersih dan rapi tetap terjaga. Selain bisa bermanfaat di sektor pariwisata, fungsi ini juga bermanfaat di sektor pertumbuhan ekonomi.
Keempat, membantu menciptakan lingkungan yang sehat dengan penurunan tingkat polusi dan meningkatkan kualitas udara kota.
Kelima, salah satu infrastruktur penting bagi sektor pariwisata suatu kota.
Apabila fungsi ruang terbuka hijau kian dimanfaatkan oleh pemerintah, pedestrian sebagai gaya hidup masyarakat urban akan semakin diminati.
Pedestrian Sebagai Gaya Hidup Masyarakat Urban di Surabaya
Surabaya merupakan salah satu kota di Indonesia yang menunjukkan keseriusannya melakukan tata kelola kota yang baik. Dengan dibangunnya jalur-jalur pedestrian, pemerintah mengajak masyarakat kota Surabaya untuk nyaman menjadi pejalan kaki. Berikut dua jalur pedestrian sebagai gaya hidup masyarakat urban di Surabaya:
1. Pedestrian Tanjung Perak, Surabaya
Jalur pedestrian yang menjadi kebanggaan bagi masyarakat Kota Surabaya salah satunya adalah Pedestrian Tanjung Perak, Surabaya. Proyek ini merupakan salah satu fasilitas yang diberikan oleh PT. Pelindo III demi kenyamanan pejalan kaki di sekitar Pelabuhan Tanjung Perak. Proyek ini ditangani oleh salah satu kontraktor BUMN Indonesia. Maria Infiniferro sebagai suplier komponen drainase turut berkontribusi dalam pembangunan pedestrian ini sebagai penyedia 592 set komponen drainase dengan rincian Grill Pengaman Pohon, Grill Saluran Air dan Manhole Cover cast iron.
2. Pedestrian Fly Over Pasar Kembang, Surabaya
Proyek jalur pedestrian di kota Surabaya selanjutnya adalah pedestrian fly over Pasar Kembang Surabaya yang menelan biaya hingga Rp 122,95 miliar. Fly Over ini memiliki panjang hingga 775 meter dan lebar 17 meter, yang membentang diantara Jalan Diponegoro dan Jalan Pasar Kembang, serta melewati persimpangan Banyu Urip. Maria Infiniferro menjadi suplier 357 set Manhole Cover cast iron dan 451 Grill Saluran Air.
Pedestrian Sebagai Gaya Hidup Masyarakat Urban di Kalimantan Timur
Salah satu jalur pedestrian sebagai gaya hidup masyarakat urban di Kalimantan Timur adalah Pedestrian Berau yang menelan biaya hingga Rp 48 miliar. Proyek ini merupakan salah satu upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten untuk menambah ruang kota hijau dan mempercantik pemandangan. Adanya tambahan pedestrian ini, Pemkab Berau memasang target meraih penghargaan Adipura dalam bidang kebersihan dan tata ruang kota. Pedestrian ini merupakan salah satu mega proyek yang pernah ditangani Maria Infiniferro, dengan suplai 822 unit manhole cover; 884 grill saluran air; 461 grill saluran pohon.
Simak juga video mengenai tips memilih manhole cover atau grill manhole pedestrian berikut ini
Leave a Reply