Sobat Infiniferro, sebenarnya proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) sudah diwacanakan sejak pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono lho. Lalu, proyek ini mulai dieksekusi pada masa pemerintahan Presiden Joko Widodo yang dimulai pada 2016. Ingin tahu fakta-fakta lainnya tentang proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung? Simak pembahasannya di bawah ini.
1. Gunakan kereta generasi terbaru
Kereta Cepat Jakarta-Bandung menggunakan kereta cepat generasi terbaru dengan teknologi terkini yaitu CR400AF. CR400AF memiliki lebar 3,36 m, tinggi 4,05 m, panjang kepala kereta 27,2 m, dan intermediate kereta 25 m. Dimensi ini lebih besar dari tipe sebelumnya CRH380A. Selain lebih besar, CR400AF juga memiliki masa penggunaan lebih lama yaitu lebih dari 30 tahun dengan biaya perawatan lebih rendah.
CR400AF didesain untuk beroperasi di 4 iklim salah satunya iklim tropis seperti di Indonesia. Selain itu, CR400AF juga dipastikan mampu menghadapi kondisi geografis lintasan Jakarta-Bandung yang cenderung menanjak. Lalu, untuk meningkatkan keamanan terhadap sambaran petir, setiap rangkaian kereta ini dilengkapi dengan 2 Lightning Arrester.
2. Panjang trase 142,3 km
Kereta cepat Jakarta-Bandung memiliki panjang trase 142,3 km. Dari total panjang trase tersebut, lebih dari 80 km berupa struktur elevated. Sedangkan sisanya memiliki 13 tunnel dan subgrade. Untuk mendukung percepatan proses pembangunan, dibangun beberapa fasilitas sementara seperti Batching Plant dan Casting Yard di titik-titik kritis.
3. Empat stasiun pemberhentian
Kereta Cepat Jakarta-Bandung memiliki empat stasiun pemberhentian yaitu Halim, Karawang, Padalarang, dan Tegalluar dengan satu depo berlokasi di Tegalluar. Setiap stasiun pemberhentian tersebut akan terintegrasi dengan moda transportasi massal lainnya yang ada di setiap wilayah. Sehingga masyarakat menjadi lebih mudah bepergian dengan menggunakan transportasi umum.
4. Biaya membengkak
Fakta tentang proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung selanjutnya yaitu biaya proyek ini membengkak dari US$6,071 miliar menjadi US$ 7,5 miliar atau sekitar Rp 112,5 triliun. Pembengkakan biaya tersebut terjadi karena beberapa hal, diantaranya:
- change in cost, yaitu penyesuaian harga komponen lokal karena kenaikan atau penurunan upah pekerja dan harga barang.
- financing cost, yaitu biaya untuk memenuhi bunga pinjaman China Development Bank sebesar US$373 juta.
- dampak pajak pengadaan lahan, senilai US$ 157 juta.
5. Kecepatan 350 km/jam
Dikutip dari kompas.com, Kereta Cepat Jakarta-Bandung di klaim memiliki kecepatan 350 km/jam. Dengan kecepatan ini, jarak Jakarta-Bandung bisa ditempuh dalam waktu sekitar 36 menit untuk perjalanan langsung dan 46 menit untuk perjalanan berhenti di tiap stasiun.
Adanya KCJB ini diharapkan bisa mendorong perekonomian wilayah Jakarta, Bandung dan Kabupaten Bandung. Selain itu, untuk meningkatkan taraf ekonomi nasional, KCJB juga akan terhubung dengan pelabuhan, bandara dan kereta cepat serupa lainnya.
6. Terjadi beberapa insiden kecelakaan
Fakta selanjutnya, Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung menjadi sorotan karena adanya insiden lokomotif kerja dan mesin pemasang rel anjlok. Akibatnya, dua orang tewas dan lima korban lainnya mengalami luka berat.
Sebelum insiden tersebut, terjadi pula insiden lainnya yaitu tiang proyek KCJB roboh dan menimpa eskavator di Teluk Jambe, Karawang. Insiden tersebut berawal saat ditemukan kesalahan pemasangan pilar yang kemudian dibongkar ulang untuk dibangun kembali dan menggeser pilar sesuai sepesifikasi teknis yang telah ditetapkan. Namun, pada saat pembongkaran, pilar tersebut jatuh dan menimpa eskavator yang digunakan.
Lalu, pada 22 Oktober 2019 pukul 14.00 WIB terjadi insiden pipa Pertamina di lokasi proyek KCJB terbakar karena bored pile mengenai pipa bahan bakar Pertamina.
Pada 2020, pembangunan proyek KCJB berupa pekerjaan struktur bore pile dan pile cap di sisi jalan Tol Padaleunyi, Jawa Barat menyebabkan banjir di area tersebut. Banjir juga terjadi di jalan Tol Jakarta-Cikampek karena gorong-gorong tersumbat proyek KCJB pada akhir Februari 2020.
Menurut Ketua Forum Masyarakat Transportasi Indonesia Aditya Dwi Laksana, meskipun terjadi berbagai insiden dalam proses pembangunan proyek KCJB, hal ini tidak bisa dianggap sebagai tanda bahwa KCJB nantinya tidak aman digunakan. Namun, hal ini menunjukkan bahwa keselamatan konstruksi belum menjadi prioritas dalam pembangunan proyek KCJB.
7. Gunakan manhole cover cast iron
Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung menggunakan manhole cover cast iron (besi cor) sebagai penutup lubang pada saluran drainase. Manhole cover atau grill manhole yang digunakan terdiri dari dua desain yaitu manhole cover bulat diameter 900 mm dan diameter 580 mm.
Tutup manhole untuk proyek KCJB memiliki motif kotak-kotak timbul pada permukaannya. Motif ini berfungsi sebagai anti selip sehingga permukaannya tidak licin dan lebih aman ketika dilewati. Selain itu, pada tutup manhole dilengkapi dengan dua lubang kunci untuk memudahkan ketika membuka tutup manhole.
Leave a Reply