Sobat Infiniferro, tahukah kamu kalau Yogyakarta International Airport (YIA) dihiasi dengan berbagai artwork (karya seni) dan bangunan khas Jogja? Hal ini sesuai dengan identitas Yogyakarta sebagai kota budaya dan pariwisata. Artwork tersebut kemudian dijadikan ikon dari Yogyakarta International Airport. Nah, sobat, disini kita akan mengenal lebih jauh nih sama ikon-ikon di YIA tersebut. Untuk lebih mudahnya, artwork ini terbagi menjadi tiga zona. Yuk,simak pembahasan selengkapnya dibawah.
Toll Gate-Drop Zone
1. Joglo Semar Tinandu
Signage YIA ini terinspirasi dari gerbang Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat yang disebut Joglo Semar Tinandu. Semar Tinandu memiliki arti Semar Diusung atau Semar Dipikul dan melambangkan budaya lokal. Pada bangunan gerbang/gapura YIA ini juga terdapat kombinasi ornamen geblek khas Kulon Progo. Perpaduan antara ciri khas budaya lokal Kulon Progo, Yogyakarta, dan Keraton Ngayogyakarta.
2. Hamemayu Hayuningrat
Setelah melewati Joglo Semar Tinanadu, sobat akan menjumpai sebuah patung perempuan Jawa yang diberi nama Hamemayu Hayuningrat. Patung setinggi 15 meter ini menggambarkan sosok ibu bumi pertiwi dan melambangkan kehidupan, kesuburan, dan ketaatan terhadap tata cara budaya Jawa.
Gestur patung seolah sedang melangkah dengan gerak kaki seperti mendaki yang menggambarkan semangat perjuangan menyongsong zaman baru. Busana Janggan Putri Ngayogyakarta pada patung ini melambangkan sosok pelindung yang cerdas, berwibawa, anggun sekaligus tangguh. Sementara, bokor kencana di tangan kanan menyimbolkan persembahan wujud rasa syukur kepada Tuhan.
Baca Juga: 3 Rekor MURI Yogyakarta International Airport
3. Gunungan
Selanjutnya ada Gunungan berukuran sangat besar di area aksesibilitas. Gunungan merupakan bagian dari wayang, berbentuk meruncing keatas yang menyimbolkan kehidupan manusia. Memiliki makna bahwa semua yang ada di dunia pada akhirnya akan kembali “ke atas” dan semakin tinggi ilmu serta bertambahnya usia, maka manusia akan semakin dekat dengan Tuhan. Pada Gunungan juga terdapat motif atau gambar yang melambangkan alam semesta beserta isinya yaitu manusia, hewan, tumbuhan, dan semua kelengkapannya.
4. Balekambang
Balekambang (balai yang mengambang) merupakan bangunan yang berada di atas air. Balekambang YIA dibangun diatas danau buatan yang cukup dalam. Terdiri dari dua bangunan, disisi barat dan sisi timur. Di sisi timur terdapat prasasti dari Batu Merapi berisikan Sabda Leluhur tentang ramalan adanya bandara di Kulon Progo. Sedangkan di sisi barat terdapat prasasti dari Batu Merapi yang isinya konsep Gubernur DIY tentang Jogja Renaisans.
Sobat harus memarkirkan kendaraan di gedung parkir dulu ya, kemudian menyeberangi jalan untuk menuju Balekambang YIA.
5. Plengkung Gading
Plengkung gading merupakan bangunan gerbang atau gapura dengan bentuk melengkung dan berwarna putih. Bangunan Plengkung Gading YIA terinspirasi dari Plengkung Gading yang ada di sebelah selatan Keraton Jogja atau sekitar 300 meter dari Alun-Alun Kidul Jogja. Plengkung Gading ini berfungsi sebagai gerbang keluar masuk area Jeron Beteng Keraton Jogja.
Baca Juga: 5 Fakta Unik Yogyakarta International Airport
6. Atap Kawung (Special Lighting)
Bagi sobat yang sudah pernah traveling melalui YIA, pastinya tidak asing lagi dengan ini. Selepas take off atau menjelang landing, sobat bisa menemukan motif batik kawung jika melihat ke arah terminal YIA. Adapula motif wayang gunungan di area aksesibilitas dan motif bunga melati di atap gedung penghubung.
Area Keberangkatan
7. Gumuk Pasir
Gumuk Pasir merupakan salah satu ikon wisata di Yogyakarta yang menjadi inspirasi desain interior YIA. Gumuk Pasir YIA terdapat di area check in, menggambarkan fenomena alam sand dunes yang ada di pesisir Pantai Parangtritis dan Pantai Parangkusumo. Fenomena sand dunes ini digambarkan melalui penggunaan keramik dan karpet bernuansa pantai laut selatan.
8. Tari Bedhaya Kinjeng Wesi
Memasuki area ruang tunggu keberangkatan, sobat akan menjumpai patung Tari Bedhaya Kinjeng Wesi. Patung Tari Bedhaya Kinjeng Wesi merupakan karya dari seniman Ichwan Noor. Menyimbolkan gerakan pesawat dan visualisasi gerakan tari Bedhaya Kinjeng Wesi yang didedikasikan sebagai tarian ikon Yogyakarta International Airport. Tari Bedhaya Kinjeng Wesi memiliki makna bahwa manusia sebagai bagian dari alam semesta (makro kosmos) dan juga ada sistem kerja semesta dalam diri manusia itu sendiri (mikro kosmos).
Baca Juga: Proyek Drainase Yogyakarta International Airport
9. Jogja On The Move
Selanjutnya ada artwork relief Jogja On The Move yang terletak di area keberangkatan domestik dan internasional. Relief ini merupakan karya seniman Entang Wiharso. Mengisahkan tentang perjalanan serta perkembangan fisik, budaya, dan pola hidup warga Yogyakarta. Dimensi keseluruhan relief ini adalah tinggi 4 meter dan lebar 20 meter. Konsep utama artwork di YIA adalah “Jogja Renaisance” (lahirnya sebuah peradaban baru yang tercipta dari akulturasi budaya tradisional dan modern.
10. Among Bocah
Among Bocah merupakan sarana bermain sekaligus edukasi dan pengenalan budaya bagi anak-anak. Berbentuk pesawat capung yang terdapat permainan tradisional ayunan dan perosotan. Artwork ini dibuat oleh seniman Lutse Lambert D. Morin bersama seniman Kotagede dan Boyolali. Terbuat dari material logam kuningan tatah dan mix media. Dimensinya 6x4x2,5 meter.
11. Hastabrata
Menuju Security Check Point YIA, sobat akan memasuki gerbang relief batu yang menggambarkan cerita tentang prinsip kepemimpinan Jawa yang disebut Hastabrata. Kata “Hastabrata” diambil dari kitab Hindu Sansekerta, Manawa Dharma Sastra. Memiliki arti bahwa pemimpin kerajaan bertindak sesuai dengan karakter para dewa yaitu Bantolo (bumi), Suryo (matahari), Kartiko (bintang), Condro (bulan), Samodra (laut), Tirto (air), Maruto (angin), dan Agni (api).
Baca Juga: Seru-Seruan di YIA, Ini 5 Rekomendasi Aktivitas Wisata Untukmu
12. Panca Wiwara
Panca Wiwara merupakan pahatan batu di gerbang keberangkatan penumpang internasional dan domestik sebagai wujud apresiasi PT Angkasa Pura I kepada masyarakat 5 desa di Kulon Progo yang tereliminir karena pembangunan YIA. Kelima desa tersebut adalah Desa Palihan, Glagah, Kebonrejo, Sindutan, dan Jangkaran. Pahatan batu ini berukuran 9×13,5 meter, dibuat oleh Yoga Budi Winarto dan seniman Muntilan.
Artwork Lantai Mezanine
Artwork sebagai ikon Yogyakarta International Airport yang ke-tiga yaitu zona artwork lantai mezanine. Lantai Mezzanine atau lantai tengah adalah lantai tambahan yang ada di antara lantai 1 dan 2 terminal penumpang YIA. Disini terdapat artwork yang dibuat sebagai wujud apresiasi dan penghormatan kepada 5 desa yang tereliminir karena pembangunan YIA. Kelima desa tersebut adalah Desa Jangkaran, Sindutan, Palihan, Kebonrejo, dan Glagah. Lima artwork ini disebut Panca Desa.
Baca Juga: 7 Bandara dengan Arsitektur Terunik di Indonesia
13. Artwork Jangkaran
Artwork ini menceritakan sejarah Desa Jangkaran tentang sepasang suami istri yang mendiami sebuah daerah baru (cikal bakal penduduk Desa Jangkaran). Mereka adalah tokoh yang dituakan dan disebut sebagai Kyai dan Nyai Jangkar. Artwork ini berukuran 10×4 meter, karya seniman Wilman Syahnur.
14. Artwork Sindutan
Artwork Sindutan merupakan karya dari Fajar Andrian dengan material kayu daur ulang yang dilengkapi pencahayaan warna-warni. Relief ini menggambarkan kehidupan warga Sindutan yang sebagian besar berprofesi sebagai nelayan. Desa Sindutan disimbolkan dalam bentuk wayang gunungan karena menjadi penghubung antar wilayah dan juga sebagai simbol situs Gunung Lanang.
Baca Juga: Bandara-Bandara Destinasi Pariwisata Super Prioritas
15. Artwork Palihan
Artwork Palihan bisa sobat jumpai di lantai mezzanine kedatangan domestik sebelah timur. Artwork ini merupakan karya Duvrat Angelo dan Lulus Setio Wantono. Karya seni Palihan menggambarkan kisah turun temurun tentang misi pasukan Pangeran Diponegoro yang pernah singgah di Desa Palihan pada masa Perang Jawa.
16. Artwork Kebonrejo
Artwork Kebonrejo menggambarkan kehidupan warga Desa Kebonrejo yang sebagian besar berprofesi sebagai petani. Artwork Kebonrejo merupakan karya seniman Budi Kustarto dengan menggunakan material daur ulang berupa sisa pecahan keramik beraneka warna.
Baca Juga: 3 Fungsi Green Belt di Yogyakarta International Airport
17. Glagah
Kata “Glagah” artinya kembang tanaman tebu. Diberi nama Glagah karena dulu banyak terdapat tanaman tebu di area Pantai Glagah, Kulon Progo. Artwork Glagah dibuat dari material logam. Menceritakan kehidupan warga yang sebagian besar berprofesi sebagai nelayan.
18. Babad Alas
Babad Alas artinya “menebang pohon di hutan”. Kegiatan ini merupakan salah satu tradisi nenek moyang untuk membuka suatu pemukiman baru. Artwork Babad Alas menceritakan kisah awal peradaban baru dalam sejarah tanah Jawa yaitu Babad Alas Mentaok sebagai awal lahirnya Mataram, Babad Alas Pabringan sebagai awal lahirnya Ngayogyakarta, dan Babad Alas Nawung Kridha sebagai awal peradaban Mataram Modern. Artwork Babad Alas merupakan karya Yoga Budi Winarto dan seniman Muntilan berupa pahatan batu andesit di lantai mezzanine gate kedatangan.
Baca Juga: 6 Bandara Indonesia Meraih ASQ Award 2021
19. Among Tani Dagang Layar
Selain artwork Panca Desa, di lantai mezzanine area kedatangan domestik dan internasional juga terdapat artwork Babad Alas dan Among Tani Dagang Layar. Artwork Among Tani Dagang Layar ini menceritakan kehidupan sehari-hari warga sekitar YIA.
Itulah artwork dan bangunan khas Jogja yang dijadikan ikon Yogyakarta International Airport. Keren-keren semua ya sobat. Silahkan berkunjung ke YIA untuk melihat langsung artwork-artwork keren ini.
Leave a Reply