Pembangunan infrastruktur fisik dan ekonomi wilayah merupakan salah satu dari 4 program pembangunan prioritas di Kalimantan Utara. Sedangkan ketiga program pembangunan prioritas lainnya yaitu:
- Pengurangan masyarakat berpenghasilan rendah dan peningkatan layanan pendidikan dan kesehatan bagi peningkatan kualitas sumber daya manusia.
- Meningkatkan pertumbuhan ekonomi dalam kerangka ekonomi hijau dan mendorong industri kreatif serta pengembangan sumber daya energi terbarukan.
- Peningkatan pelayanan publik yang transparan dan akuntabel meliputi administrasi pemerintahan dalam wilayah yang aman dan memiliki kepastian hukum didukung oleh aparatur yang profesional.
Pembangunan infrastruktur fisik dan ekonomi wilayah Kaltara ini bertujuan untuk meningkatkan konektivitas daerah di provinsi Kaltara.
Proyek-Proyek Pembangunan Infrastruktur Kaltara Terdiri dari:
1.Pembangunan Jalan Perbatasan
Kalimantan Utara berada di jalur perbatasan antara Indonesia dan Malaysia. Pembangunan jalan perbatasan di Kaltara bertujuan untuk konektivitas dua negara. Kondisi jalan paralel perbatasan tersebut sangat bagus sehingga dapat memperlancar transportasi dan distribusi logistik di wilayah pinggiran maupun akses ke perbatasan. Dengan demikian dapat memicu pertumbuhan ekonomi daerah Kaltara.
Wilayah Kaltara yang berada di perbatasan Indonesia dan Malaysia memiliki potensi pada produksi hasil bumi, barang maupun jasa. Namun, potensi tersebut belum bisa dijangkau melalui jalur darat. Dengan adanya jalan perbatasan, diharapkan orang-orang Malaysia yang akan datang ke Indonesia untuk bertransaksi, bukan sebaliknya orang-orang Indonesia yang kesana.
Jalan perbatasan ini memiliki panjang 1.067 km. Pembangunannya dimulai pada 2015, diharapkan akan seluruhnya tembus dan fungsional pada 2019 dan selesai pembangunan sesuai standar Nasional dan grant design hingga pengaspalan pada 2025.
Kendala yang harus dihadapi dalam proyek pembangunan jalan perbatasan ini antara lain: topografi yang berbukit-bukit, cuaca ekstrem, dana yang besar, hingga kultur budaya masyarakat. Karenanya, realisasi proyek tersebut cukup berat dan membutuhkan waktu lama.
2. Pengembangan Bandar Udara
Terdapat 6 proyek pengembangan bandar udara (bandara) di Kalimantan Utara yaitu Bandara Juwata Tarakan, Bandara Tanjung Harapan di Tanjung Selor, Bandara Nunukan, Bandara Yuvai Semaring, Bandara RA Bessing, dan Bandara Long Apung. Proyek pengembangan bandara di Kaltara bertujuan untuk memaksimalkan potensi investasi dan pariwisata di provinsi tersebut.
3. Pembangunan Kawasan Industri dan Pelabuhan Internasional (KIPI)
Proyek pembangunan Kawasan Industri dan Pelabuhan Internasional (KIPI) di Tanah Kuning, Kecamatan Tanjung Palas Timur, Kabupaten Bulungan, Provinsi Kalimantan Utara ini masuk dalam usulan Proyek Strategis Nasional (PSN). KIPI Tanah Kuning direncanakan berbasis mineral dan agro.
Selain KIPI, adapula rencana proyek pembangunan dan pengembangan pelabuhan untuk mendukung kegiatan transportasi laut. Pelabuhan-pelabuhan tersebut yaitu Pelabuhan Kayan I, Pelabuhan Pesawan, Pelabuhan di Pulau Buyu, dan Pelabuhan Tengkayu I.
4. Pembangunan Pembangkit Listrik
Di 2019, Kalimantan Utara memiliki program pengembangan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di Sungai Kayan.
Dikutip dari bisnis.com, PLTA Kayan dirancang memiliki 5 bendungan dengan total daya yang dihasilkan mencapai 9.000 MW.
Nilai investasi proyek PLTA Kayan I (tahap pertama) mencapai USD 2,2 miliar atau sekitar Rp 33 triliun dengan kapasitas 900 MW. Sedangkan untuk pembangunannya ditargetkan selesai dalam 5 tahun.
PLTA Kayan dibangun dengan tujuan untuk kesejahteraan masyarakat. Jika ada listrik, maka investasi dapat berjalan dan secara otomatis tenaga kerja terserap. Dengan demikian ekonomi masyarakat akan tumbuh dan kesejahteraan masyarakat dapat tercapai.
5. Pembangunan Bendungan
Pembangunan bendung, jaringan irigasi, rawa, dan tambak bertujuan untuk mendukung kedaulatan pangan dan ketahanan air. Beberapa proyek yang termasuk dalam proyek ini antara lain Pembangunan Sea Wall Pantai Amal Baru, Embung Rawa Sari Tahap II, Embung Serbaguna Pulau Bunyu Tahap I, Embung Serbaguna Tanjung Agung, Intake dan Jaringan Transmisi Indulung Kota Tarakan.
Selain untuk mendukung kedaulatan pangan dan ketahanan air, bendungan juga dapat berfungsi sebagai objek wisata.
6. Pembangunan di Sektor Permukiman dan Perumahan
Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat dilakukan di 50 desa yang ada di 4 kabupaten yaitu Kabupaten Bulungan, Nunukan, Malinau, dan Tana Tidung. Program ini bertujuan untuk meningkatkan akses aman air minum, sanitasi layak berkelanjutan, perilaku hidup bersih dan sehat, dan menurunkan angka penyakit.
Selain program tersebut, ada pula program pencegahan dan penanganan kawasan kumuh yaitu program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku). Program ini merupakan penataan kawasan yang terdiri dari perbaikan saluran air, pembangunan tempat penampungan sampah, penanggulangan kebakaran, pembangunan jalan lingkungan, dan penyediaan ruang terbuka hijau (RTH).
Sedangkan bidang penyediaan perumahan rakyat, terdapat pembangunan 1.500 unit rumah melalui program rumah swadaya.
Leave a Reply